Syubhat 18. Hadits Sawad bin Qarib:
روى الطبراني في الكبير أن سواد بن قارب ( أنشد الرسول ( قصيدته التي فيها التوسل ، ( يقول الدحلان ) : ولم ينكر الرسول عليه ومنها قوله :
وأشهد أن الله لا رب غيره
وأنك أدنى المرسلين وسيلة
فمرنا بما يأتيك يا خير مرسل
وكن لي شفيعاً يوم لا ذو شفاعة
At Thabrani meriwayatkan dalam mu’jam kabirnya bahwa Sawad bin Qarib melantunkan qashidah di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang di dalamnya terdapat tawassul dan ternyata Nabi tidak mengingkarinya:
Aku bersaksi bahwa Allah tidak ada Rabb selainNya.
Dan sesungguhnya engkau adalah rasul yang paling dekat wasilahnya.
Maka perintahkan dengan apa yang datang kepadamu wahai sebaik-baiknya rasul.
Dan jadilah pemberi syafaat kepadaku pada hari tidak ada yang mempunyai syafaat.
Jawab:
Pertama: Hadits ini bila shahih, sama sekali tidak menunjukkan kepada bolehnya tawassul melalui Rasulullah setelah beliau wafat, karena shahabat ini datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semasa hidupnya. Dan sesuatu yang tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan memberi syafa’at untuk umatnya pada hari kiamat dengan idzin Allah Ta’ala.
Kedua: sanad hadits ini lemah dari seluruh jalannya, penjelasannya sebagai berikut[1]:
Riwayat Al Baihaqi dalam Dalaail An Nubuwwah, di dalam sanadnya terdapat Ziyad bin Yazid, dan Muhammad bin Tarras Al Kuufi, Adz Dzahabi berkata: “Hadits ini sangat mungkar, Muhammad bin Tarras dan Ziyad adalah majhul dan periwayatannya tidak diterima”. Beliau menambahkan: “Aku khawatir bila hadits ini dipalsukan atas Abu bakar bin Ayyasy.
Riwayat Abu Ya’la, dan disebutkan oleh ibnu Katsir dalam siyarnya, dan beliau berkata: “Sanad ini terputus dari jalan ini”. Dan Adz Dzahabi dalam Tarikhnya menjelaskan: “Abu Abdirrahman namanya Utsman bin Abdurrahman Al Waqqashi, ia disepekati oleh para ulama untuk ditinggalkan (matruk), dan Ali bin Manshur majhul, selain haditsnya juga terputus.
Riwayat ibnu Adi, Adz Dzahabi berkata: “Di dalamnya ada Sa’id, ia berkata: “Mengabarkan kepadaku Sawad bin Qarib, dan antara keduanya terputus. Dan Abbad laisa bi tsiqah dan membawa bencana”.
Riwayat Muhammad bin As Saib Al Kalbi, ibnu Katsir berkata dalam sirahnya: “Muhammad bin As Saib Al Kalbi tertuduh berdusta, dan dituduh sebagai rafidlah”. Sebagaimana juga disebutkan dalam At Taqrib.
Riwayat Al Fadll bin Isa Al Qurasyi dari Al ‘Alaa bin Yaziid, As Suuthi dalam kitab syarah Syawahid Al Mughni berkata: “Al ‘Alaa bin Yazid dikatakan oleh Al Madiini: “Ia suka memalsukan hadits”. Al Bukhari dan lainnya berkata: “Munkar haditsnya”. Ibnu Hibban berkata: “Ia meriwayat naskah yang palsu”. Dan Adz Dzahabi menyebutkan dalam Al mizan beberapa kemungkarannya.
Riwayat Al Hasan bin Sufyan dalam Musnadnya dari Jalan Al Hasan bin ‘Imaarah, As Suyuthi dalam syarah syawahid Al Mughni berkata: “Al Hasan bin ‘Imarah sangat lemah”. Al Hafidz ibnu Hajar berkata: “Matruk”.
Syubhat 19: Hadits yang disebutkan oleh imam An Nawawi dalam kitab al adzkar:
أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر أن يقول العبد بعد ركعتي الفجر ثلاثاً : اللهم رب جبرائيل وميكائيل وإسرافيل ومحمد أجرني من النار .
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh setelah shalat dua rakaat fajar untuk membaca tiga kali: Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail, Israfil, dan Muhammad, lindungi aku dari Neraka”.
Jawab:
Hadits ini tidak menunjukkan kepada tawassul melalui Jibril, Mikail, Israfil, dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Nabi berdo’a langsung kepada Allah Rabb semesta alam, karena Allah adalah Rabb Jibril, Mikail, Israfil, dan Muhammad, seperti halnya bila kita berkata: “Ya Allah Rabb Langit dan Bumi, Rabb seluruh manusia dan Jinn”. Apakah berarti kita bertawassul dengan langit dan bumi dan seluruh manusia?! Tentu tidak.
Syubhat 20. Hadits Abu Hurairah secara marfu’:
لولا عباد ركع وبهائم رتع لصب عليكم العذاب صباً .
“kalau bukan karena para hamba yang ruku’ dan binatang-binatang ternak, tentu Allah akan menimpakan adzab kepada kamu”. (HR Al Baihaqi).
Jawab:
Pertama: Hadits ini jika shahih tidak menunjukkan kepada tawassul sama sekali, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya mengabarkan bahwa adzab itu terhindar karena adanya para hamba yang ta’at dan binatang-binatang yang berdo’a.
Kedua : Hadits ini adalah hadits yang lemah, penjelasannya sebagai berikut: Hadits ini dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam sunannya (3/345) dari jalan Ibrahim bin Khutsaim yakni ibnu ‘Arrak bin Malik dari ayahnya dari kakeknya dari Abu Hurairah dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.. alhadits. Namun ibnu At Turkumani mengomentari: “Di Dalam sanadnya terdapat ibnu Khutsaim, Al Baihaqi berkata: “Ghairu qawiyy (tidak kuat)”. Dan para pakar ilmu ini mengomentarinya dengan nada keras, An Nasai berkata: “Matruk”. Abul Fath Al Azdi berkata: “Kadzaab (tukang berdusta)”..
Tetapi hadits ini mempunyai jalan lain, dikeluarkan oleh Ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabiir (22/309), dan juga Al Baihaqi dalam sunannya (3/345) dari jalan Abdurrahman bin Sa’ad Al Muadzin dari malik bin Ubaidah Ad Diili dari ayahnya dari kakeknya secara marfu’.
Namun sanadnya lemah, karena Malik bin Ubaidah dikatakan oleh Yahya bin Ma’in: “Aku tidak mengenalnya”.[2] Dan Abdurrahman bin Sa’ad Al muadzin di dla’ifkan oleh ibnu Ma’in dan Al Hafidz ibnu hajar berkata dalam taqribnya: “Dla’if”. Dan jalan ini tidak dapat menguatkan jalan sebelumnya karena sangat lemah sehingga tidak dapat mengangkat derajatnya.
Syubhat 21. Hadits Abu Bakar Ash Shiddiq:
يروى عن عبد الملك بن هارون بن عنترة عن أبيه عن جده أن أبا بكر الصديق أتى النبي فقال : إني أتعلم القرآن ويتفلت مني فقال له رسول الله : قل اللهم إني أسألك بمحمد نبيك وإبراهيم خليلك وبموسى نبيك وعيسى روحك وكلمتك وبتوراة موسى وإنجيل عيسى وزبور داود وفرقان محمد بكل وحي أوحيته وقضاء قضيته .
Diriwayatkan dari Abdul Malik bin Harun bin ‘Antarah dari ayahnya dari kakeknya bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Sesungguhnya aku mempelajari Al Qur’an namun mudah lepas dari (hafalan)ku”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: katakanlah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon melalui Muhammad NabiMu, dan Ibrahim kekasihMu, dan dengan melalui Musa NabiMu dan Isa ruhMu dan kalimatmu, dan melalui taurat Musa, injil Isa, Zabur Dawud, dan furqan Muhammad dengan seluruh wahyu yang Engkau wahyukan, dan kebutuhan yang Engkau penuhi”.
Jawab:
Hadits ini berasal dari periwayatan Abdul Malik bin Harun bin ‘Antarah dari ayahnya, Ad Daraquthni berkata: “Keduanya dla’if”. Yahya bin Ma’in berkata: “Kadzaab (Tukang berdusta)”. Abu Hatim berkata: “Matruk dzahib hadits”. Ibnu Hibban berkata: “Suka memalsukan hadits”.[3] Bila keadaannya demikian maka hadits ini adalah hadits yang palsu, dan dinyatakan kepalsuannya oleh syaikhul islam dalam Majmu fatawa (1/525).